Gubernur Syahrul Syuting Dokudrama tentang Karaeng Pattingalloang

By Admin

nusakini.com--Ketersohoran keilmuan dan kebesaran nama Karaeng Pattingalloang membuat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulsel bersama tim dari Studio Audio Visual Puskat Yogyakarta, membuat film dokumenter drama. Salah satu tokoh yang menjadi sumber atau yang diwawancarai adalah Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo. 

Tim film dokumenter ini melakukan pengambilan gambar di rumah kayu atau Balla Kayua di Jalan Tumanurung No. 02, Pandang-pandang, Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu (4/2). 

Di rumah yang didirikan Syahrul sebagai museum, taman dan perpustakaan ini, Syahrul menceritakan terkait kebesaran dan pandangannya terhadap negarawan yang tersohor karena rasa ketertarikan yang tinggi pada ilmu pengetahuan dari Barat pada abad ke-17. 

"Karaeng Pattingalloang adalah sosok yang jarang, karena memiliki kesempurnaan hidup. Selain sebagai negarawan karena seorang mangkubumi, memiliki kekuasaan tetapi juga memiliki visi kedepan, ia juga seoarang sufi, semua mengaguminya," kata Syahrul saat pengambilan gambar. 

Ketua Asosiasi Tradisi Lisan, Dr. Pudentia MPSS, yang juga turut hadir dan terlibat, mengatakan, sosok Panttingaloang layak untuk dikenal publik lebih baik. 

"Sosok yang menarik, kami mengatakan tokoh yang luar biasa, menguasai lebih dari lima bahasa dan bahasa daerah juga. Ia sangat multi-kultural, pergi haji tetapi berteman juga dengan pastur dan pendeta. Selain itu menguasai astronomi, bayangkan itu di abad ke 17, ini tokoh yang harus ditampilkan," ujar Pudentia yang juga merupakan Dosen UI Fakultas Ilmu Budaya. 

Syaifuddin Bahrun selaku pendamping sutradara mengatakan, Syahrul dilibatkan dalam kapasitasnya sebagai tokoh Gowa. 

"Kapasitas beliau, sebagai gubernur dan tokoh Gowa," katanya. 

Syuting berlangsung selama 10 hari dengan mengambil lokasi di Kabupaten Gowa, Kota Makassar dan daerah Kecamatan Tallo di Kota Makassar. Di objek seperti Benteng Somba Opu, Makam Sultan Hasanuddin dan Perpustakaan Wilayah Sulsel. 

Sebelum syuting tim melakukan penelitian, survei lokasi dan perizinan yang diperlukan. 

"Semua itu kita siapkan, ada 12 orang dalam tim kami, empat orang dari Yogyakarta, tiga dari Jakarta dan lima orang dari Makassar," sebut Anna Asriani sebagai pendamping. 

Balla Kayua yang menjadi lokasi syuting ini merupakan tempat yang akan dijadikan Syahrul beraktivitas pasca menjadi gubernur. Balla Kayua adalah sebutan Syahrul untuk rumah berkonstruksi kayu ulin di Jl. Tumanurung No. 02, Pandang-pandang, Sungguminasa Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. 

Di tempat ini juga terdapat stasiun radio Gama yang telah berdiri selama 12 tahun. Tempat ini juga terdapat perpustakaan dan museum dengan fasilitas 6.000 judul, 500 lebih badik, serta kelengkapan atribut sejak meniti karier sebagai lurah. 

Balla Kayua ini juga dia persiapkan jadi lembaga pendidikan anak balita dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang saat ini juga sedang dibangun. Juga terdapat kebun binatang mini, yang saat ini sudah terdapat Anoa, binatang khas Pulau Sulawesi.(p/ab)